Powered By Blogger

Rabu, 21 April 2010

Daging Terlalu Matang Picu Kanker




Mengonsumsi terlalu banyak daging merah, terutama yang dimasak terlalu matang, bisa meningkatkan risiko kanker kandung kemih. Ilmuwan dari Amerika, Profesor Xifeng Wu, membuktikan bahwa orang yang hobi menyantap daging merah berisiko dua kali lebih besar terkena kanker.

Penelitian dilakukan terhadap 1.700 orang. Sejumlah peneliti dari University of Texas menemukan risiko kanker lebih besar pada orang yang mengonsumsi daging yang dimasak matang, seperti digoreng, dipanggang, atau dibakar. Daging yang diolah terlalu matang (well-done) akan menghasilkan senyawa kimia yang diyakini akan memicu kanker.

Para ahli menegaskan, bukan cuma daging sapi dan daging babi, melainkan ikan dan ayam pun bila diolah terlalu matang juga memiliki risiko kanker yang sama. Karena itu, disarankan untuk mengolah daging tidak terlalu matang dengan cara mengurangi temperatur api saat memasak.

Dalam penelitian selama 12 tahun, para peneliti menganalisis DNA responden untuk mencari adanya perbedaan pada cara tubuh memetabolisme daging olah. Mereka yang memiliki gen tertentu ternyata berisiko lima kali lebih tinggi terkena kanker kandung kemih bila mereka banyak mengonsumsi daging merah.

Satpol PP Dirundung Trauma




Bentrokan dengan warga saat penertiban bangunan liar di sekitar kompleks makam Mbah Priuk, pekan lalu, ternyata masih menyisakan sejumput trauma bagi para petugas Satuan Polisi Pamong Praja. Dalam peristiwa itu, tiga anggota Satpol PP tewas mengenaskan dan menjadi "bulan-bulanan" warga.

Kepala Satpol PP Jakarta Selatan Jurnalis mengatakan, ada anggota yang mengalami trauma. "Di Jakarta Barat, ada rekan anggota yang mengalami trauma. Kalau melihat kerumunan orang, ia teriak-teriak dan syok," kata Jurnalis di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan, Rabu (21/4/2010).

Upaya pemulihan yang tengah dilakukan adalah memanggil psikolog untuk mengembalikan mental sang anggota. "Yang mengalami trauma ada dari satuan di Jakarta Barat. Lainnya juga ada yang mengalami trauma, macam-macam traumanya," ujarnya.

Anggota Satpol PP Jakarta Selatan sendiri tak ada yang mengalami tekanan mental yang berujung trauma. Hanya saja, dua dari tujuh anggota yang mengalami luka-luka masih memerlukan perawatan di rumah sakit. Oleh karena itu, demi kelancaran tugas penertiban, Jurnalis menekankan kepada para anggotanya untuk mengedepankan upaya dialog. Untuk sementara waktu, berbagai operasi penertiban juga masih ditunda hingga situasi dinilai kondusif.

Salah satu anggota Satpol PP, S Arief, mengaku, ada kekhawatiran tinggi terhadap tugas yang dilakukan pascainsiden Tanjung Priok. "Kalau berada di sana, situasinya sangat mencekam. Kami tidak bisa mundur, jadi mau tidak mau ya berhadapan dengan warga. Sekarang adalah kekhawatiran. Bagaimanapun juga, kami hanya boleh bertindak terbatas, sementara warga tanpa batas," kata Arief.

Kendati demikian, ia yakin, Satpol PP akan kembali bisa melaksanakan tugas seperti biasanya meskipun derasnya tuntutan pembubaran satuan tersebut. Sejumlah elemen masyarakat memang mengajukan tuntutan pembubaran Satpol PP yang dinilai selalu mengedepankan upaya represif daripada persuasif dalam melakukan penertiban.

Mari, Ajari Anak Tak Jadi Plagiator!




Pada suatu hari ketika pulang sekolah, anak saya menanyakan kepada saya: "Ayah, bagaimana membuat sebuah cerita?" Rupanya, dia baru saja diberi tugas oleh gurunya di sekolah untuk membuat sebuah cerita bebas. Karena anak saya masih duduk di bangku kelas tiga SD, saya jadi susah untuk menjelaskannya.

"Oke, nanti Ayah ajarin," jawab saya sambil memikirkan cara agar anak saya mampu membuat cerita sendiri.

Ya, memang, di rumah saya banyak buku-buku cerita anak. Tetapi, saya tidak ingin menganjurkan anak saya untuk mengambil cerita di buku-buku cerita itu. Terus terang, saat itu saya tidak berpikir tentang plagiarisme. Yang ada dalam pikiran saya adalah, anak saya dapat membuat cerita sendiri.

Lalu, beberapa jam kemudian setelah dia istirahat, saya ajak dia untuk jalan-jalan sambil membawa buku catatan kecil dan pulpen. "Ini untuk apa?" kata anak saya.

Anak saya protes. Karena biasanya, kalau jalan-jalan pasti tidak membawa apa-apa. Mungkin, dalam pikiran dia, ayah ini aneh. Masak mau jalan-jalan membawa buku dan pulpen segala?

Saya katakan kepada anak saya, "Jalan-jalan kali ini beda dengan jalan-jalan biasanya. Kali ini, sambil jalan-jalan kamu harus menulis apa saja yang kamu lihat dalam buku catatan kecil ini,” ucap saya.

Maka, berangkatlah kami berkeliling di seputar tempat tinggal kami. Dan saya lihat, dia mendengar instruksi saya tadi. Dia mencatat semua yang dilihatnya.

Terus terang, saya tidak mau ikut campur dan tidak mengatakan apa-apa. Saya biarkan dia mencatat apa saja.

Menulis apa saja

Lalu, ketika malam tiba, baru kemudian saya menanyakan tentang apa saja yang dia catat. Dia membuka catatannya dan membaca semua yang dicatat itu.

"Sekarang, coba kamu ceritakan dalam sebuah tulisan tentang apa saja yang kamu lihat itu," kata saya.

Memang, saya lihat pertama-tama dia bingung harus menulis apa. Tetapi, saya beri dia support. "Coba kamu tulis dulu, tidak perlu bagus, yang penting ada. Nanti, kita koreksi bersama-sama," ujar saya.

Mungkin karena ini tugas sekolah, maka dia menulis apa saja tentang apa yang dilihatnya itu. Hingga akhirnya, sampai dua halaman buku, hasilnya dia perlihatkan kepada saya.

"Nah, ini kan bisa," kata saya.

Lalu, saya beri semangat padanya setelah saya baca semuanya. Dalam hati, cerita yang dibuatnya bagus juga, meskipun banyak alur yang tidak tepat dan banyak penggunaan kata yang berulang. Tetapi, untuk ukuran anak saya, ini adalah hasil yang luar biasa.

Setelah itu, barulah kemudian saya mengoreksi kata-kata yang berulang-ulang yang dibuatnya di situ, tetapi tanpa mengubah makna yang dia maksudkan. Saya pikir, agar anak tidak menjadi plagiator pada saat dia dewasa, peran orangtua juga sangat diperlukan semenjak dia masih kecil.

Ya, jangan biarkan anak-anak membuat sebuah cerita dengan hanya menjiplak cerita-cerita yang ada pada buku cerita. Atau, kita yang ikut-ikutan membuat cerita untuknya. Biarkanlah dia berkreasi sendiri, dengan caranya sendiri. Sebagai orangtua, kita cukup membimbingnya saja.

Posisi Bercinta Tentukan Kehamilan




Selain masa subur, ada beberapa hal yang perlu diketahui pasangan yang sedang mendambakan keturunan, salah satunya adalah posisi bercinta. Simak tipsnya dari dr Achmad Mediana, SpOG, ahli kebidanan dan kandungan dari RS Kemang Medical Care, Jakarta Selatan, berikut ini:

- Hindari stres
Saat berhubungan seks, lupakan ganjalan sulit mendapat kehamilan dan ingin cepat-cepat mendapat kehamilan. "Suami dan istri harus menikmati hubungan seks agar cepat hamil," katanya. Teori ini didasari dengan temuan bahwa saat wanita mengalami orgasme, terbentuklah suasana basa di vagina. Kondisi ini lebih disukai oleh sperma.

- Orgasme bersamaan
Beberapa sumber mengatakan bahwa ketika terjadi orgasme pada wanita, vagina mengalami gerakan seperti menyedot, di mana gerakan ini menguntungkan sperma karena sperma dapat ikut tersedot ke dalam. Hal ini menguntungkan karena tugas sperma untuk berenang menuju sel telur menjadi lebih dekat.

- Posisi bercinta sesuai bentuk rahim
Bentuk rahim wanita menentukan posisi bercinta yang pas agar terjadi pembuahan. Untuk mereka yang bentuk rahimnya antrofleksi (menekuk ke depan), posisi apa pun akan memudahkan perjalanan sperma menuju sel telur.

Namun, untuk mereka yang bentuk rahimnya retrofleksi (menekuk ke belakang), posisi yang disarankan adalah berlutut (menungging) atau posisi doggy style. Posisi ini akan membantu "mengantar" sperma sedekat mungkin mencapai saluran telur.

- Mengangkat kaki atau pinggul
Selain itu, rajin-rajinlah mengganjal bokong istri dengan bantal sesaat setelah terjadinya ejakulasi agar sperma tergenang lebih lama. Namun, satu hal yang tidak kalah penting agar anda cepat hamil adalah sewaktu membersihkan vagina. Sebaiknya wanita menghindari penggunaan cairan pembersih vagina sesaat setelah hubungan seksual karena cairan pembersih vagina dapat bersifat toksik untuk sperma dan akan mempersulit terjadinya kehamilan.

- Pilih waktu yang pas
Untuk mendapatkan kehamilan dengan cepat, Anda tidak harus berhubungan intim sesering mungkin. Yang paling penting untuk diperhatikan adalah berapa sering melakukan hubungan intim di masa subur. Terlalu sering melakukan hubungan intim justru akan mengurangi kualitas hubungan seksual karena jumlah sel sperma yang matang tidak cukup untuk memenuhi standar minimum sel sperma agar kehamilan dapat terjadi.

Jangan Sepelekan Rasa Haus




Rasa haus ternyata bisa jadi pertanda Anda sudah mengalami dehidrasi dan ini merupakan sinyal tubuh mengalami defisit cairan. Perlu diketahui tubuh merasakan haus lebih dari yang terasa di lidah. Karena itu, tak perlu menunggu sampai muncul rasa haus baru kita minum.

Rasanya tidak ada yang menyangkal peran air bagi tubuh. Seluruh bagian tubuh manusia selalu membutuhkan air dalam segala aktivitasnya, termasuk saat tidur. Pada manusia dewasa, sekitar 60-70 persen tubuhnya terdiri dari air, sementara pada bayi dan anak 80 persen tubuhnya terdiri dari air. Akan tetapi, tak banyak orang yang memperhatikan berapa liter air minum segar tanpa campuran apa pun yang sudah dikonsumsi dalam 24 jam.

Menurut Prof.Dr.Ir.Hardinsyah, Ahli Gizi dan Pangan dari Institut Pertanian Bogor, jumlah air yang dibutuhkan tubuh sangat bervariasi tergantung makanan yang dikonsumsi, suhu dan kelembaban lingungan, tingkat aktivitas, dan faktor lain. "Jumlah yang dikonsumsi harus seimbang dengan jumlah air yang dikeluarkan tubuh," katanya.

Air yang dibutuhkan tubuh kira-kira 2-2,5 liter (8-10 gelas) per hari. Jumlah kebutuhan ini sudah termasuk asupan dari air minum dan makanan. Sementara itu jumlah air yang dikeluarkan tubuh (melalui air seni, keringat, tinja, dan napas) sekitar satu liter per hari, tergantung suhu udara sekitar. Cairan tubuh juga akan lebih banyak keluar bila kita melakukan aktivitas yang lebih keras, seperti olahraga.

Bila tubuh kehilangan air lebih banyak dibandingkan dengan asupannya, akan terjadi dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi adalah rasa haus, air seni sedikit dan pekat, jumlah keringat sedikit, mulut kering, tubuh lemas, hingga kulit yang kehilangan kekenyalannya.

Pada tingkat yang lebih berat, tanda-tanda dehidrasi yang muncul akan lebih banyak lagi. Yaitu mata menjadi cekung, kulit pucat, ujung-ujung jari menjadi dingin karena aliran darah ke kapiler ini berkurang, dan denyut nadi melonjak dari cepat sekali menjadi lambat. Secara psikologis penderita juga menjadi apatis dan kesadarannya perlahan-lahan menurun.

"Kekurangan dua persen air tubuh bisa memicu gejala awal dehidrasi. Kehilangan 4-6 persen menimbulkan sakit kepala, pusing dan lemah. Bila sampai 12 persen hilang, fungsi gerak dan otot terganggu, sedangkan kekurangan air sebanyak 15-25 persen dapat berakibat fatal, sampai kematian," papar Hardinsyah.

Contoh konkret tentang bahaya kekurangan air bisa dilihat pada banyaknya jemaah haji yang meninggal lemas atau kehilangan kesadaran sehingga meninggal walau sebelumnya mereka tidak punya penyakit berarti. Pada umumnya mereka tidak siap dengan kondisi tanah suci yang panas dan kering yang memudahkan penguapan air tubuh.

Yang terjadi saat tubuh kekurangan air adalah sel-sel kekurangan energi siap pakai. Pakar air bagi kesehatan, Dr.F.Batmanghelidj, mengatakan, tubuh terdiri dari triliunan sel yang bahan dasarnya air, maka kekurangan pembentuk dasar (air) dari sel tersebut identik dengan kekacuan fungsi organ-organ tubuh.

Remaja lebih rawan

Jika dilihat dari perbandingan aktivitas, remajalah yang paling mudah terkena dehidrasi. Pasalnya, remaja umumnya banyak melakukan berbagai kegiatan, hingga aktivitas fisik pun meningkat drastis. Kegiatan-kegiatan tersebut menguras tenaga dan juga cairan tubuh.

Hal tersebut terbukti lewat penelitian The Indonesian Regional Hydration Study (THIRST) di tahun 2009 yang dipimpin Hardinsyah bekerjasama dengan tiga perguruan tinggi di Indonesia, yaitu IPB, Universitas Airlangga Surabaya, dan Universitas Hasanudin Makasar. Penelitian dilakukan di dataran tinggi dan rendah di beberapa kota di Indonesia, yakni Jakarta, Surabaya, Makasar, Lembang, Malang, dan Malino.

Hasil penelitian menunjukkan, 46 persen dari 1200 remaja dan dewasa yang diteliti mengalami dehidrasi ringan. Jumlah remaja yang mengalami dehidrasi ringan lebih tinggi (49,5 persen) dibandingkan dewasa (42,5 persen). "Selain banyak aktivitas, umumnya para remaja malas minum karena di sekolah mereka tidak terdapat toilet yang bersih," katanya.

Sedihnya, mayoritas responden (lebih dari 50 persen) mengaku tidak tahu guna air bagi tubuh dan tidak paham gejala dan akibat dehidrasi. Mereka hanya tahu rasa haus berarti kurang minum. Untuk masalah menahan pipis, semakin lama air seni ditahan, maka jumlah kotoran yang terkandung di dalamnya akan semakin banyak. Lama kelamaan ini bisa memicu berbagai penyakit, seperti infeksi saluran kemih atau batu saluran kemih.

Oleh sebab itu, selalu menyediakan waktu untuk minum air secukupnya demi menghindari bahaya dehidrasi, bahkan jauh sebelum tubuh mengirim sinyal peringatan berupa rasa haus. Selain itu, perlu diperhatikan juga bahwa yang dibutuhkan tubuh adalah air murni karena sifatnya yang mampu melewati batasan-batasan dan tidak diisi oleh zat lain yang memberi pengaruh bagi tubuh, seperti gula, kafein, pewarna, atau pemanis.

Besar Kecil Normal Perokok Lebih Tahan terhadap Parkinson Ketimbang Bukan Perokok




Para peneliti memiliki wawasan baru tentang hubungan antara penyakit Parkinson dan merokok. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa perokok memiliki risiko yang lebih rendah terkena penyakit Parkinson. Sebuah studi baru yang diterbitkan Neurology edisi daring (online) 10 Maret 2010, menunjukkan bahwa merokok selama beberapa tahun dapat mengurangi risiko penyakit Parkinson. Tapi, menghabiskan banyak batang rokok per hari mungkin tidak mengurangi risiko ini.

"Hasil penelitian ini dapat memandu pengembangan studi mengenai berbagai komponen tembakau dengan model binatang untuk membantu memahami hubungan antara merokok dan penyakit Parkinson," kata penulis studi ini, Honglei Chen, dari National Institute of Environmental Health Sciences, California, Amerika Serikat. "Namun, mengingat merokok lebih banyak merugikan, tak seorang pun akan menyarankan merokok dalam rangka mencegah penyakit Parkinson."

Penelitian ini melibatkan 305.468 responden berusia 50 hingga 71 tahun yang menyelesaikan survei pada saat itu dan kembali disurvei 10 tahun kemudian. Selama sama tersebut, 1.662 orang terkena penyakit Parkinson.

Perokok 44 persen lebih kecil kemungkinannya terkena penyakit Parkinson dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok. Orang yang pernah merokok pada masa lalu dan kemudian berhenti, 22 persen lebih kecil kemungkinannya terkena Parkinson ketimbang mereka yang tidak pernah merokok.

Orang yang merokok selama 40 tahun atau lebih, 46 persen lebih kecil kemungkinannya terjangkit Parkinson dibandingkan dengan orang yang tidak pernah merokok. Mereka yang merokok selama 30 sampai 39 tahun, 35 persen lebih cenderung memiliki penyakit Parkinson daripada yang bukan perokok. Sebaliknya, mereka yang merokok selama satu sampai sembilan tahun, hanya delapan persen lebih kecil kemungkinannya menderita penyakit Parkinson.

Risiko terjangkitnya penyakit Parkinson tidak berubah berdasarkan berapa banyak seseorang mengisap rokok per hari.

pengenalan sastra inggris

Memasuki era globalisasi dan informasi, bangsa Indonesia dituntut mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain dalam berbagai bidang kehidupan. Dalam era tersebut,pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi suatu keharusan karena dapat menentukan kemampuan suatu bangsa untuk menang dalam persaingan. Keterkaitan global antar bangsa pada masa itu, juga menempatkan bahasa asing pada posisi yang sangat strategis.Untuk membangun sumber daya manusia yang memiliki keunggulan dalam penguasaan bahasa asing.
Jurusan Sastra Inggris memiliki sejumlah program unggulan yang dapat menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sarjana sastra Inggris, yang siap terjun ke masyarakat untuk merebut berbagai peluang kerja yang terbuka. Potensi ini sangat dimungkinkan karena lulusan Jurusan Sastra Inggris juga menguasai berbagai teori linguistik dan sastra dan ketrampilan berbahasa Inggris dalam berkomunikasi lintas bangsa. Pengetahuan bahasa dan kesastraan serta ketrampilan berbahasa ini yang memberi keunggulan bagi lulusannya untuk mengisi berbagai lapangan kerja di masyarakat, antara lain pembaca berita dalam bahasa Inggris, pengajar bahasa dan sastra Inggris. Kemahiran demikian juga masih banyak dibutuhkan berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta.